Widget HTML #1

Mengenal Lebih dalam Tentang Pembentukan Kata, dan Kalimat dalam Tata Bahasa Indonesia

Pada Bahasa Indonesia, banyak sekali faktor yang harus dipahami mengenai tata bahasa. Berawal dari terbentuknya kata hingga susunan paragraf-paragraf yang menjadi sebuah karangan. Pada artikel ini kita akan diajak untuk mengenal lebih dalam tentang pembentukan kata dan kalimat dalam tata Bahasa Indonesia.

Kaidah Pembentukan Kata dan Kalimat

Kata merupakan unsur paling sederhana dalam pembentukan naskah. Meskipun sederhana, namun, dalam penulisan kata sesuai kaidah EYD memiliki beberapa peraturan yang harus dipahami untuk membentuk karangan yang baik.

Inilah kaidah penulisan kata sesuai dengan EYD :

Kata dasar ditulis sebagai kesatuan

Kata dasar sendiri dibagi menjadi dua, yaitu kata baku dan kata tidak baku. Untuk mengetahui jenis kalimat baku atau tidak, maka kita dapat menggunakan bantuan Kamus Bahasa Indonesia. Jika tidak memiliki kamus berbentuk buku, maka solusi lainnya adalah dengan menggunakan kamus online. Kamus online ini bisa kita jumpai menggunakan search engine google melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id. Berikut ini tampilan pada websitenya.

Cara penggunaannya cukup mudah dengan memasukkan kata yang akan kita cari di kolom yang tersedia, jika kata tersebut muncul maka, itulah kata baku. Namun, jika kata yang dicari tidak muncul, maka kata tersebut bukanlah kata baku. Website ini dikelola oleh pihak Kemendikbud, maka dapat dipastikan bahwa website ini dapat dipercaya, dan tidak menyesatkan.

Imbuhan digabung dengan kata dasar

Setelah mengetahui kata dasar baku dan tidak, yang selanjutnya adalah mengenal Imbuhan, baik berupa awalan, sisipan, ataupun akhiran yang penulisannya digabung kata dasar.

Contoh:

Berlari , mengantarkan.

        Kata yang berbentuk ulang dipisahkan tanda hubung (-).

Contoh :

        Murid-murid, burung-burung.

Kata ganti orang kepemilikan (ku, kau, mu, dan nya) ditulis serangkai kecuali dalam penyebutan Tuhan.

Contoh:

        Bukuku, pensilnya, milikmu, Tuhan-Nya

        Kata depan (dari, ke, dan di) dipisah

Kaidah ini hanya berlaku jika kata depan yang menunjukkan tempat, maka penggunaannya haruslah dipisahkan dari kata dasar.

Contoh:

Di sekolah, Ke belakang, dari dapur.

        Partikel (-lah, -kah, dan -tah) digabung dengan kata dasar yang mendahuluinya.

Contoh :

        Inilah, apakah.

        Kata (tak) sebagai unsur gabungan penulisannya digabung dengan kata dasar. Namun apabila kata dasar telah memiliki imbuhan, maka penulisannya dipisah.

Contoh :

Takriang, tak terkalahkan.

Setelah memahami tentang pembentukan kata, selanjutnya kita akan mengulas pembentukan kalimat. Kalimat merupakan susunan kata yang memiliki makna tertentu.

Kalimat memiliki setidaknya 5 unsur di dalamnya. Mari kita ulas satu-persatu.

Subjek

Subjek pada kalimat dapat diartikan sebagai pelaku suatu tindakan, yang biasanya merupakan jawaban atas pertanyaan apa dan siapa.

Contoh :

Adek main bola.

Penjelasan:

Subjek pada kalimat di atas adalah adek.

Predikat

Predikat merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh subjek, biasanya merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana.

Contoh:

Kakak menulis surat.

Penjelasan:

Kata “menulis”  memiliki kedudukan sebagai predikat.

    Objek

Objek adalah bagian dari kalimat yang menjadi sasaran subjek.

Contoh:

Ibu memasak sayur.

Penjelasan:

Kedudukan kata sayur menjadi objek yang dijadikan sasaran subjek (ibu).

    Keterangan

Keterangan bisa berupa informasi mengenai waktu, tempat, sebab, tujuan, dan cara.

Contoh:

Ibu menggoreng ikan di dapur.

Penjelasan:

Kata “di dapur” menjadi keterangan atas kegiatan yang dilakukan oleh subjek, keterangan yang digunakan dalam kalimat ini adalah berupa keterangan tempat.

    Pelengkap

Kalimat pelengkap ini bisa ada ataupun tidak.

Contoh:

Saya membeli buku baru di toko buku.

Penjelasan:

Kata “baru” merupakan kalimat pelengkap dari kalimat tersebut.

Demikian, itulah ulasan singkat mengenai pembentukan kata dan kalimat dalam tata Bahasa Indonesia yang semoga bermanfaat dan membantu dalam mempelajari ilmu semantik dasar.